Penyakti Virus Hanta

03 Oct 2022 | Gerald Bagus Aprilianto Caloh
Apa itu Penyakit Hantavirus?

Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus dalam kelompok genus Hantavirus dan famili Bunyaviridae serta ditularkan melalui rodensia seperti tikus dan mencit.

Apa yang akan terjadi apabila saya terinfeksi Hantavirus?

Seseorang yang terinfeksi Hantavirus dapat mengalami manifestasi klinis yang berbeda tergantung pada tipe Hantavirus yang menginfeksi. Terdapat 2 manifestasi klinis yang dapat terjadi ketika seseorang terinfeksi Hantavirus:

  • Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) atau dikenal sebagai Hantavirus “Old World” merupakan manifestasi klinis Hantavirus yang mengakibatkan seseorang mengalami gangguan ginjal akut dan umumnya disebabkan oleh tipe virus Hantaan, Dobrava, Saarema, Seoul, dan Puumala yang tersebar sebagian besar di Eropa dan Asia.
  • Hantavirus pulmonary syndrome (HPS) atau dikenal sebagai Hantavirus “New World”  merupakan manifestasi klinis Hantavirus yang mengakibatkan seseorang mengalami gangguan pada paru-paru dan umumnya disebabkan oleh virus Andes dan Sin Nombre yang tersebar sebagian besar di Amerika.

Apakah penyakit Hantavirus merupakan penyakit baru?

Tidak, Hantavirus pertama kali diidentifikasi pada rodensia (Apodemus agrarius) di dekat sungai Hantan, Korea Selatan pada tahun 1978. Temuan ini kemungkinan berkaitan dengan lebih dari 3000 kasus demam berdarah di Korea yang terjadi pada pasukan PBB setelah perang Korea (1951-1953). Pada tahun 1981, genus Hantavirus yang termasuk virus yang menyebabkan haemorraghic fever with renal syndrome (HFRS) diperkenalkan dalam famili Bunyaviridae. Setelahnya pada tahun 1993, terdapat temuan wabah Hantavirus di wilayah barat daya Amerika Serikat yang menyebabkan gangguan serius pada saluran pernapasan sehingga memunculkan temuan kasus hantavirus pulmonary syndrome (HPS).

Bagaimana kondisi persebaran Hantavirus di dunia?

Persebaran Hantavirus di dunia berbeda setiap tipe virus, dengan rincian sebagai berikut:

  • Tipe virus Hantaan: umumnya tersebar di Asia Timur seperti Tiongkok, Rusia, dan Korea
  • Tipe virus Puumala: umumnya tersebar di wilayah Skandinavia, Eropa Barat, dan Rusia bagian barat
  • Tipe virus Dobrava: umumnya tersebar di wilayah Balkan
  • Tipe virus Saarema: umumnya tersebar di wilayah Eropa Tengah dan Skandinavia
  • Tipe virus Seoul: tersebar di seluruh dunia
  • Tipe virus Sin Nombre: umumnya tersebar di Amerika Serikat, Kanada
  • Tipe virus Andes: umumnya tersebar di wilayah Amerika Selatan (terutama di Argentina dan Chili)

Bagaimana situasi Hantavirus di Indonesia?

Situasi persebaran Hantavirus di Indonesia, baik pada hewan ataupun manusia belum banyak diketahui, meskipun sudah ada laporan kasus. Beberapa penelitian atau publikasi menyatakan adanya infeksi Hantavirus dan virus Seoul pada manusia di Indonesia. Selain itu, keberadaan Hantavirus pada vektor (rodensia) melalui Hasil Riset Khusus Vektor dan Reservoir (Rikhus Vektora) yang dilakukan pada tahun 2015-2018 di 29 provinsi mengemukakan bahwa infeksi Hantavirus pada rodensia pembawa Hantavirus telah ditemukan di 29 provinsi tersebut dan tersebar pada berbagai tipe habitat seperti pemukiman, lahan pertanian, maupun hutan.

Bagaimana seseorang dapat tertular penyakit Hantavirus?

Seseorang dapat tertular Hantavirus dengan menghirup aerosol (partikel padat atau cair yang terdapat di udara) yang mengandung virus terkontaminasi dari hasil ekskresi (urin, tinja) atau air liur dari rodensia yang terjangkit Hantavirus. Selain itu terdapat kemungkinan kecil urin, tinja, atau air liur dari rodensia yang terjangkit Hantavirus menginfeksi manusia melalui kulit yang pecah-pecah  atau gigitan rodensia. Sampai saat ini, belum ditemukan adanya penularan Hantavirus dari manusia ke manusia.

Bagaimana cara mengetahui rodensia yang menjadi pembawa penyakit Hantavirus?

Tidak ada cara yang spesifik untuk mengetahui rodensia pembawa penyakit Hantavirus. Hal tersebut disebabkan karena rodensia pembawa Hantavirus bersifat asimptomatik atau tidak bergejala meskipun telah terinfeksi dan setiap tipe  Hantavirus memiliki spesies inang rodensia yang berbeda satu sama lain.

Siapakah yang berisiko terkena penyakit Hantavirus?

Setiap orang dari segala usia, ras, kelompok etnis, dan jenis kelamin berpotensi terpapar Hantavirus ketika memiliki potensi kontak dengan rodensia pembawa Hantavirus. Namun  terdapat beberapa kegiatan berisiko yang memungkinkan seseorang terinfeksi Hantavirus:

  • Kegiatan membuka dan membersihkan kabin, gudang, lumbung, dan garasi yang tidak terpakai dalam waktu yang lama
  • Kegiatan membersihkan rumah. Hal ini menjadi berisiko terutama ketika cuaca dingin (musim dingin atau musim hujan) karena umumnya rodensia akan bersarang atau masuk ke dalam rumah untuk mencari kehangatan.
  • Konstruksi dan pekerja pengendali hama dapat berpotensi terpapar ketika mereka bekerja di ruang merangkak (crawl spaces) atau gedung kosong yang dapat menjadi tempat rodensia bersarang.
  • Berkemah atau mendaki, umumnya seseorang yang berkemah atau mendaki dapat terpapar ketika menggunakan area perkemahan yang menjadi tempat rodensia bersarang.

Apa saja gejala penyakit Hantavirus?

Gejala yang dialami seseorang bergantung pada manifestasi klinis yang terjadi dengan rincian sebagai berikut:

  • Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)

Seseorang yang mengalami manifestasi klinis HFRS umumnya mengalami gejala awal seperti sakit kepala intens, nyeri pada punggung dan perut, demam, menggigil, mual, dan penglihatan kabur, serta terdapat kemungkinan timbul gejala lain seperti wajah kemerahan, peradangan, mata merah, atau ruam. Setelah mengalami gejala awal, seseorang dengan HFRS dapat mengalami gejala lanjutan seperti tekanan darah rendah, syok akut, pecah pembuluh darah, dan gangguan ginjal akut.

  • Hantavirus pulmonary syndrome (HPS)

Seseorang yang mengalami manifestasi klinis HPS umumnya memiliki gejala awal seperti kelelahan, demam, dan nyeri otot terutama di paha, panggul, punggung, dan bahu. Namun empat hingga sepuluh hari setelah gejala awal, umumnya seseorang dengan HPS mengalami batuk dan sesak napas karena paru-paru yang terisi cairan.  Kasus HPS umumnya mengakibatkan tidak berfungsinya otot jantung dan penurunan jumlah aliran darah (hyperperfusion) sehingga HPS sering disebut sebagai Hantavirus cardiopulmonary syndrome (HCPS).

Berapa lama waktu seseorang dapat timbul gejala setelah terpapar Hantavirus?

Waktu timbul gejala umumnya 1-8 minggu setelah terpapar Hantavirus. Akan tetapi, masa timbul gejala berbeda setiap orangnya bergantung pada jenis manifestasi klinis yang dialami. Seseorang yang mengalami manifestasi klinis HPS umumnya timbul gejala 1-8 minggu setelah terpapar Hantavirus. Sedangkan seseorang yang mengalami manifestasi klinis HFRS mengalami gejala umumnya 1-2 minggu setelah terpapar Hantavirus, namun dalam beberapa kasus dapat terjadi 8 minggu setelah terpapar.

Jika saya mengalami gejala berkaitan dengan penyakit Hantavirus, hal apa yang harus saya lakukan?

Apabila Anda mengalami gejala berkaitan dengan Hantavirus dan memiliki kemungkinan kontak dengan rodensia, Anda diharapkan pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Dokter atau tenaga kesehatan akan melakukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis.

 

Jika saya terdiagnosis mengalami penyakit Hantavirus, pengobatan apa yang harus saya lakukan?

Apabila Anda terdiagnosis penyakit Hantavirus, dokter atau tenaga kesehatan akan menentukan mekanisme pengobatan yang Anda perlukan. Sampai saat ini belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit Hantavirus, pengobatan ditujukan sebagai terapi suportif untuk meredakan gejala yang dialami.

Apakah terdapat kemungkinan seseorang meninggal akibat penyakit Hantavirus?

Kematian akibat Hantavirus berbeda bergantung pada jenis manifestasi klinis yang dialami seseorang:

  • Hantavirus pulmonary syndrome (HPS)

Seseorang yang mengalami manifestasi klinis HPS memiliki kemungkinan kematian yang cukup tinggi, yakni sebesar 40-50%. 

  • Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)

Seseorang yang mengalami manifestasi klinis HFRS umumnya memiliki kemungkinan kematian yang lebih rendah dibandingkan HPS yakni pada rentang 5-15% tergantung jenis virus yang menginfeksi, yakni 5-15% pada seseorang yang terinfeksi tipe virus Hantaan dan di bawah 1% pada seseorang yang terinfeksi tipe virus Puumala.

Bagaimana cara mencegah terpapar Hantavirus?

Pencegahan terhadap Hantavirus dilakukan utamanya melalui pengendalian rodensia serta mencegah kontak dengan urin, tinja, air liur, dan tempat bersarang rodensia. Upaya mencegah kontak dengan urin, tinja, dan air liur rodensia dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Menutup lubang di dalam atau di luar rumah untuk mencegah masuknya rodensia ke dalam rumah atau tempat kerja
  • Menempatkan perangkap tikus di sekitar rumah atau tempat kerja untuk mengurangi populasi rodensia
  • Melindungi makanan atau minuman dari kemungkinan kontaminasi rodensia dengan cara ditutup menggunakan tudung saji atau disimpan pada wadah tertutup

Apakah sudah ada vaksin untuk mencegah terpapar Hantavirus?

Sampai saat ini belum tersedia vaksin untuk mencegah terpapar Hantavirus. Untuk mencegah terpapar Hantavirus, Anda dapat menerapkan upaya pengendalian rodensia dan pencegahan kontak dengan urin, tinja, dan air liur rodensia.

 

 

Selayang Pandang

Penyakit Hantavirus merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus dalam kelompok genus Hantavirus serta ditularkan melalui rodensia seperti tikus dan mencit. Hingga saat ini, Hantavirus sudah tersebar pada berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia. Persebaran Hantavirus di Indonesia, baik pada hewan ataupun manusia belum banyak diketahui, meskipun sudah ada laporan kasus. 

Update: 3 Oktober 2022. FAQ ini akan diupdate sesuai dengan perkembangan situasi dan dapat diunduh pada link berikut

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Virus Hanta di Indonesia dapat diakses pada link berikut!