Mulai dari severe acute respiratory syndrome (SARS) hingga avian ainfluenza A (H7N9), abad keduapuluh satu telah melihat kemunculan banyak penyakit baru, yang menarik perhatian banyak orang. Penyakit ini – disebut emerging infectious disease (EIDs) – menjadi kekhawatiran khusus dalam kesehatan masyarakat. Tidak hanya karena penyakit ini bisa memnyebabkan kematian pada manusia dalam jumlah besar saat ini menyebar, tapi karena penyakit ini juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar dalam dunia yang telah saling berhubungan saat ini. Sebagai contoh, perkiraan biaya langsung yang ditimbulkan SARS di Kanada dan negara-negara Asia adalah sekitar 50 miliar dolar AS. Selain itu, dampak dari penyakit infeksi baru ini relatif lebih besar di negara-negara berkembang yang memiliki sumber daya yang lebih sedikit. Dalam 30 tahun terakhir, telah muncul lebih dari 30 EIDs. Asia, sayangnya, seringkali menjadi episentrumnya.
EIDs adalah penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya, atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam hal jumlah kasus baru didalam suatu populasi, atau penyebaranya ke daerah geografis yang baru. Yang juga dikelompokkan dalam EIDs adalah penyakit yang pernah terjadi di suatu daerah di masa lalu, kemudian menurun atau telah dikendalikan, namun kemudian dilaporkan lagi dalam jumlah yang meningkat. Kadang-kadang sebuah penyakit lama muncul dalam bentuk klinis baru, yang bisa jadi lebih parah atau fatal. Penyakit ini disebut dengan penyakit lama (re-emerging), contoh terbaru adalah chikungunya di India.
Kebanyakan penyakit emerging dan re-emerging asalnya adalah zoonotik, yang artinya penyakit ini muncul dari seekor hewan dan menyeberangi hambatan spesies dan menginfeksi manusia. Sejauh ini sekitar 60% dari penyakit infeksi pada manusia telah dikenali, dan sekitar 75% EIDs, yang menyerang manusia dalam tiga dekade terakhir, berasal dari hewan. Beberapa negara WHO kawasan Asia Tenggara memiliki kondisi yang mengundang kemunculan penyakit ini, banyak diantaranya adalah penyakit yang dapat mematikan dan menyebar dengan cepat. Riset ilmiah terhadap 335 penyakit baru diantara tahun 1940 dan 2004 mengindikasikan bahwa besar kemungkinan beberapa daerah di dunia mengalami kemunculan EIDs ini. Beberapa “hotspot” global untuk EIDs adalah negara-negara yang berhubungan dengan Dataran Indo-Gangga dan DAS Mekong. Virus Nipah, demam berdarah Crimean-Congo dan avian influenza (H5N1) merupakan contoh penyakit yang telah muncul baru-baru ini dan menyerah WHO Kawasan Asia Tenggara.
Ada banyak faktor yang mempercepat kemunculan kemudahan penyakit baru, karena faktor-faktor ini menyebabkan agen infeksi berkembang menjadi bentuk ekologis baru, agar dapat menjangkau dan beradaptasi dengan inang yang baru, dan agar dapat menyebar lebih mudah diantar inang-inang baru. Faktor-faktor ini termasuk urbanisasi dan penghancuran habitat asli, yang menyebabkan hewan dan manusia hidup dalam jarak dekat, perubahan iklim dan perubahan ekosistem; perubahan dalam populasi inang reservoir atau vektor serangga perantara; dan mutasi genetik mikroba. Akibatnya dampak dari penyakit baru sulit untuk diprediksi namun bisa signifikan, karena manusia mungkin hanya memiliki sedikit kekebalan terhadap penyakit ini atau tidak sama sekali.
Walaupun sistem kesehatan masyarakat yang kuat menjadi syarat untuk memerangi KLB EIDs, KLB ini juga dapat mengganggu sistem tersebut secara signifikan. Karena itu memperkuat kesiapsiaggan, surveilans, penilaian resiko, komunikasi resiko, fasilitas laboratorium dan kapasitas respon di Kawasan merupakan hal yang sangat penting. Dan yang juga sama pentingnya adalah membangun mitra di antara sektor kesehatan hewan, pertanian, kehutanan dan kesehatan di tingkat nasional, regional dan global.
Website ini dibuat dimaksudkan untuk menjadi sebuah sumber informasi mengenai penyakit infeksi endemik, emerging dan re-emerging dan zoonosis yang telah dipilih, yang menyerang negara-negara di kawasan, atau memiliki potensi ancaman terhadap kawasan. Website ini diharapkan berguna khususnya bagi pembaca non-spesialis seperti para pembuat keputusan, media, dan masyarakat umum.
Selamat berselancar…
SALAM SEHAT…SEHAT KITA SEMUA…
KEMENTERIAN
KESEHATAN RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
Tim Kerja
Penyakit Infeksi Emerging
Gedung Adhyatma
Lantai 6
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X.5 Kav. 4-9, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12950
Berlangganan
Jangan Lewatkan Berita terbaru Media informasi penyakit infeksi emerging
Korespondensi :
[email protected]