1. Apa Itu Penyakit Virus Hendra?
Penyakit virus hendra disebabkan oleh Virus hendra (sebelumnya disebut equine morbillivirus) yang tergolong dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Virus hendra pertama kali diisolasi pada tahun 1994 pada spesimen yang diperoleh saat wabah pada kuda dan manusia di Hendra, pinggiran kota Brisbane, Australia. Virus ini memilki genus sama dengan virus nipah yaitu Henipavirus
2. Bagaimana cara penularannya?
Penyakit virus Hendra dapat menular dari inang alami flying fox (kelelawar dari genus Pteropus) ke hewan lain dan ke manusia (zoonosis). Penularan manusia ke manusia hingga saat ini belum dilaporkan. Penularan virus Hendra ke manusia dapat terjadi setelah terpapar cairan dan jaringan tubuh atau kotoran kuda yang terinfeksi virus Hendra. Kuda dapat terinfeksi setelah terpapar virus dalam urin flying fox yang terinfeksi.
3. Bagaimana gejala dan tanda penyakit virus Hendra?
Setelah inkubasi 9-16 hari, pasien akan mengalami infeksi saluran pernafasan seperti demam, batuk, nyeri tenggorokan. Pada beberapa kasus berkembang menjadi ensefalitis yang fatal. Meskipun penyakit ini jarang, namun angka kematian (Case Fatality Rate/CFR) pada manuasi tinggi yaitu 57%.
4. Bagaimana diagnosis penyakit virus hendra?
Saat ini diagnosis pasti penyakit virus hendra melalui pemeriksaan laboratorium RT-PCR
5. Apakah sudah ada vaksin atau obat untuk penyakit virus hendra?
Belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk virus ini, sehingga pengobatan bersifat simptomatis dan supportif.
6. Bisakah penularan penyakit virus hendra dicegah?
Penyakti virus hendra dapat dicegah melalui
· Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan, konsumsi gizi seimbang, istirahat cukup, etika batuk/bersin
· Hindari perburuan hewan liar
· Hindari kontak dengan hewan ternak (seperti kuda) yang kemungkinan terinfeksi. Bila kontak menggunakan alat pelindung diri. Gejala hewan yang terinfeksi meliputi saluran pernapasan dan neurologi seperti demam, kesulitan bernafas, ataksia.
· Konsumsi daging secara matang
· Tidak mengonsumsi produk buah langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengkontaminasi
· Tidak menambahkan tanaman buah sebagai sumber makanan kelelawar sekitar peternakan
· Cuci dan kupas buah secara menyeluruh dan buah buah yang memiliki tanda gigitan kelelawar
· Bagi petugas kesehatan terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi
· menghindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi termasuk cairan tubuhnya
7. Kapan seseorang harus mencari pertolongan medis?
Jika seseorang memiliki gejala mirip penyakit virus Hendra dan ada riwayat kontak dengan orang/hewan yang dicurigai terjangkit virus Hendra atau memiliki riwayat perjalanan dari wilayah yang melaporkan kasus virus hendra maka tidak perlu panik. Segera konsultasi dan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.
8. Apakah di Indonesia pernah ditemukan kasus penyakit virus Hendra?
Sampai saat ini belum ditemukan kasus penyakit virus hendra pada manusia maupun hewan ternak di Indonesia. Namun Berdasarkan studi serologi (Sendow el al, 2013) Kalong menunjukkan bahwa sebanyak 22, 6% kalong spesies Pteropus vampyrus di Kalimantan Barat dan sebanyak 25% P. Alecto di Sulawesi Utara mengadung antibodi terhadap virus Hendra.
9. Negara manakah yang pernah melaporkan wabah penyakit virus Hendra?
Wabah pertama dilaporkan di pinggiran kota Brisbane, Hendra, Australia, pada tahun 1994. Wabah tersebut melibatkan 21 kuda pacu dan dua kasus pada manusia. Pada Juli 2016, 53 insiden penyakit yang melibatkan lebih dari 70 kuda telah dilaporkan. Semua insiden ini hanya terjadi di pantai timur laut Australia. Hingga saat ini sebanyak 7 kasus pada manusia tertular dari kuda yang terinfeksi, terutama melalui kontak selama merawat kuda yang sakit atau mati.
Selengkapnya dapat di download disini.
Diperbaharui: 20 Mei 2022. FAQ ini akan diupdate sesuai dengan perkembangan situasi.
KEMENTERIAN
KESEHATAN RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
Tim Kerja
Penyakit Infeksi Emerging
Gedung Adhyatma
Lantai 6
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X.5 Kav. 4-9, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12950
Berlangganan
Jangan Lewatkan Berita terbaru Media informasi penyakit infeksi emerging
Korespondensi :
infeksiemerging@kemkes.go.id